Semuanya itu disadari Danny pada saat dia termenung seorang diri
menatap kosong keluar jendela rumahnya.
Dengan susah payah ia mencoba memikirkan mengenai pekerjaannya yang menumpuk, namun semuanya
sia-sia belaka.
Yang ada di pikirannya hanyalah perkataan Anisa, anaknya, disuatu sore 3 minggu
yang lalu.
Malam itu, 3 minggu yang lalu, Danny membawa pekerjaannya pulang.
Ada rapat umum yang sangat penting besok pagi dengan para pemegang saham.
Pada saat Danny memeriksa pekerjaannya, Anisa, putrinya, yang baru berusia 2 tahun datang menghampiri,
sambil membawa buku ceritanya yang masih baru. Buku baru bersampul hijau bergambar peri.
Dia berkata dengan suara manjanya "Papa papa, lihat!"
Danny menengok dan melihat, "Wah buku baru yah?"
"Ya papa" katanya sambil berseri-seri,
"Bacain donk".
"Wah ayah sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh", kata
Danny, yang kembali mengalihkan perhatiannya ke tumpukan kertasnya.
Anisa hanya berdiri terpaku disamping Danny sambil memperhatikan. Lalu dengan suaranya
yang lembut dan dibuat-buat, kembali merayu.
"Tapi mama bilang, papa akan membacakannya untuk Anisa."
Dengan perasaan agak kesal, Danny menjawab "Anisa, dengar! Papa sangat sibuk, minta saja mama untuk membacakannya"
"Tapi mama lebih sibuk daripada papa" katanya sendu.
"Lihat papa gambarnya bagus dan lucu"
"Lain kali Anisa, sana! Papa sedang sibuk", Danny berusaha untuk tidak memperhatikan
Anisa lagi.
Waktu berlalu, Anisa masih berdiri kaku disebelah ayahnya sambil memegang erat bukunya.
Lama sekali Danny mengacuhkan anaknya. Tiba-tiba Anisa mulai lagi.
"Tapi papa, gambarnya bagus sekali dan pasti ceritanya juga bagus, papa pasti akan suka"
"Anisa sekali lagi ayah bilang,lain kali!" dengan agak keras Danny membentak anaknya.
Hampir menangis, Anisa mulai menjauh "Iya deh, lain kali, ya papa lain kali!"
Tapi Anisa kemudian mendekati ayahnya sambil menyentuh lembut ayahnya dan menaruh bukunya dipangkuan ayahnya
sambil berkata
"Kapan saja papa ada waktu ya,.. Papa tidak usah baca untuk
Anisa, baca aja untuk papa
tapi kalo bisa, bacanya yg keras yah, biar Anisa juga bisa mendengarkannya"
Danny hanya diam.
Kejadian 3 minggu yang lalu itulah yang ada di pikiran
Danny. Danny teringat akan Anisa yang dengan penuh pengertian mengalah. Anisa yang baru berusia 2 tahun
meletakkan tangannya yang mungil diatas tangannya yang kasar mengatakan:
"Tapi kalo bisa, bacanya yang keras ya pa, supaya Anisa juga bisa ikut
dengar."
Dan karena itulah Danny mulai membuka buku cerita yang diambilnya dari tumpukan mainan
Anisa di pojok ruangan.
Bukunya sudah tidak terlalu baru. Sampulnya sudah mulai usang dan koyak.
Danny mulai membuka halaman pertama, dan dengan suara parau mulai membacanya. Danny
sudah melupakan pekerjaannya,
yang dulunya amat sangat penting. Dia bahkan lupa akan kemarahan dan kebenciannya terhadap
pemuda mabuk yang dengan kencangnya menghantam tubuh anak gadisnya di jalan depan rumah.
Danny terus membaca halaman demi halaman sekeras mungkin.
Cukup keras bagi Anisa untuk dapat mendengar dari tempat peristirahatannya yang
terakhir.
MUNGKIN ........
Oke, saya tidak tahu perasaan Anda setelah membaca cerita tersebut,
tapi saya sangat tersentuh dan menangis.
Karena itu saya berharap bisa menjadi ayah yang baik (kelak :)). Bisa punya waktu cukup untuk
keluarga ..... !
Kepada rekan-rekan calon distributor FYI, mungkin saat ini Anda belum membutuhkan bisnis ini.
Tapi saran saya, lakukan bisnis ini sebelum Anda betul-betul membutuhkannya.
Mungkin saja ada sesuatu yang terjadi terhadap diri Anda, atau keluarga Anda. Dimana
Anda membutuhkan bisnis ini.
Mungkin salah satu orang yang Anda sayangi sakit, dimana Anda, dengan penghasilan Anda
saat ini, tidak mampu untuk memberikan
pengobatan yang memadai.
Siapa yang tahu???
Adaptasi dari milis Swausaha (by Pepey).
Regards,
Tri Aji Winasis
|